Menyulap Wilayah Kumuh Menjadi Kampung Bahari

Kapal tongkang khusus dilengkapi crane mulai memasang tiang pancang di Pantai Tambaklorok, kampung nelayan terbesar yang ada di Kota Semarang. Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya Proyek pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok di Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Sebagai informasi wilayah Tambaklorok dikenal sebagai kawasan kumuh di pesisir Kota Semarang, namun memiliki banyak potensi terutama dari hasil laut.

Proyek pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok dicanangkan Presiden Joko Widodo. Proyek tersebut dilaksanakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum. Pembangunan Kampung Bahari Tambaklorok sejalan dengan pengembangan wilayah maritim di Kota Semarang.

Di tahap awal pemerintah menganggarkan Rp 151 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun drainase sepanjang 700 meter, perkuatan tebing sungai dengan tiang pancang sepanjang 1.700 meter, dan pemasangan parafet beton sepanjang 1.700 meter.

Kendala Sedimentasi dan Pembebasan Lahan

Pengerjaan proyek dimulai dengan pembangunan tanggul berbentuk huruf U yang berfungsi sebagai pencegah masuknya air rob ke pemukiman yang akan dijadikan kampung bahari. Tanggul tersebut bakal diperkuat dengan tiang pancang.

Dalam proyek Kampung bahari ini bakal ada 7500 tiang pancang yang dipasang. Pekerjaan pemasangan tiang pancang dilakukan oleh PT Pelayaran. Joko Sutanto, Pengawas Proyek dari PT Pelayaran mengatakan, mereka terkendala dangkalnya pantai Tambaklorok akibat sedimentasi, terutama pada aliran sungai yang menuju muara Tambaklorok itu. Padahal di sana ada banyak titik tiang pancang.

Menurut Joko, solusi permasalahan dangkalnya pantai, pihaknya menanti waktu air pasang, tapi tetap saja kapal tongkang pemasang tiang pancang tak bisa masuk. Karena itulah dua unit ekskavator khusus sengaja didatangkan yang tugasnya mengeruk dan memindahkan sedimentasi di Tambaklorok. ’’Sedimentasi ini merupakan salah satu kendala kami, tapi bisa diatasi dengan menggunakan eskavator,’’kata Joko.

Terkait dengan target pemasangan tiang pancang tersebut, Joko menjelaskan akan dipasang bertahap selama dua tahun karena memang proyek tersebut bertahap pembangunannya.

Selain sedimentasi, proyek ini juga terkendala pembebasan lahan. Kabid Perencanaan Bappeda Kota Semarang M Farchan mengatakan, muara Sungai Banger Lama, tepi sungainya akan dikuatkan dengan site pile. Sungai tersebut juga akan dilebarkan 80 meter untuk lebar sungai arah laut dan 35 meter untuk sungai yang menjorok ke dalam.

Untuk membuat tanggul berbentuk”U” pada bibir pantai, pemerintah harus membebaskan setidaknya 126 petak tanah dan bangunan yang ada di sana. Rinciannya, sebanyak 84 bidang sudah bersertifikat (SHM) dan 42 yang tidak bersertifikat. Sebagai solusi persoalan ini, Pemkot tengah merencanakan pembebasan lahan.

’’Di antaranya menyusun kajian dan appraisal harga atas tanah dan bangunan yang ada di sana. Anggaran pembebasan sendiri akan diusulkan dalam APBD Perubahan 2016,” ujarnya.

Sumber Foto : Gazebo Maritim




Posting Komentar untuk "Menyulap Wilayah Kumuh Menjadi Kampung Bahari"