Presiden Jokowi Hadiri Ground Breaking Bandara Baru Yogjakarta

Presiden Jokowi melakukan peletakan batu pertama pembangunan New Yogjakarta International Airport (NYIA), Jumat 27 Januari 2017. Prosesi ini ditandai dengan dibunyikan sirine sebagai penanda bahwa di Kulon Progo akan didirikan bandara internasional.

Proses peletakan batu pertama diselenggarakan di dekat bekas Markas Satuan Radar (Satradar) 215 Komando Sektor Pertahanan Udara (Kosek Hanud) I TNI AU I Dusun Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 Danang Baskoro, di lokasi ground breaking inilah sebagai titik nol dan nantinya akan didirikan fasilitas yang lainnya.

Setelah ground breaking dan amdalnya selesai akan dilakukan pekerjaan yang besar seperti membangun runway sepanjang 3600 meter, apron dan terminal. Setelah itu baru fasilitas lain untuk peruntukan airport city.

Untuk pembangunan Bandara Baru Yogyakarta, perseroan membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 9,3 triliun. Biaya investasi ini masuk dalam hitungan perseroan untuk investasi sampai tahun 2020 mencapai Rp 25 triliun.

Proses kontruksi diharapkan mulai pada tahun 2017. Rencananya, Bandara Baru Yogyakarta akan rampung pada tahun 2019 dengan kapasitas 15 juta. Bandara baru Yogyakarta di kabupaten Kulon Progo ini nantinya dapat didarati pesawat berbadan besar. Pihaknya juga sudah menerima permohonan dari 3 maskapai besar di timur tengah untuk melakukan direct flight ke bandara baru tersebut.

Meskipun bakal memiliki bandara baru rupanya pihak manajemen PT Angkasa Pura I tetap mempertahankan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta kendati saat ini akan membangun bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo. Kedua bandara tersebut akan terintegrasi baik dengan akses kereta maupun tol.

Akses Menuju Bandara Baru

Salah satu permasalahan terkait dengan pembangunan bandara NYIA adalah akses menuju lokasi. Terkait dengan hal tersebut pemerintah merencanakan membangun kereta bandara seperti yang sudah ada di Bandara Kualanamu dan Soekarno Hatta.

Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo menjelaskan , nantinya pemerintah akan membangun rel baru mulai dari Stasiun Kedundang yang juga berada di wilayah Kulon Progo. Untuk pembangunannya, pemerintah akan berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura I dan PT KAI.

Namun, Didiek belum bisa memastikan, Kereta Bandara NYIA ini apakah menggunakan Kereta Rel Diesel (KRD) layaknya Bandara Kuala Namu atau Kereta Listrik seperti Bandara Soetta. Feasibility Study (FS) pembangunan KA Bandara Kulon Progo sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun lalu. Nantinya akan ada pembangunan rel baru sepanjang 6,1 kilometer (km) dari Stasiun Kedundang.

Potensi Bahaya Tsunami

Bandara NYIA dibangun di kawasan yang cukup rentan. Terkait dengan potensi ancaman di lokasi NYIA Lembaga Kajian Infrastruktur TCI pernah menyinggung akan potensi bahaya yang ada. Mengutip dari website resmi TCI Dr. Widjokongko mengatakan DIY perlu mengantisipasi kemungkinan terjadinya tsunami terjadi di daerah ini. “ Subduksi yang terjadi di di Selatan Jawa sangat berpotensi mengakibatkan gempa bumi yang diakhiri dengan tsunami. Tsunami akibat gempa bumi 1994 dan 2006 di beberapatempat di Selatan Pulau Jawa, member pelajaran kepada kita, bahwa ancaman itu nyata di Pantai Selatan Jawa, “kata Widjo.

Sebagai langkah antisipasi Widjo mengusulkan penanaman vegetasi sebagai pelindung dari bahaya tsunami. Menurutnya, vegetasi pantai, termasuk mangrove, pada kondisi tertentu cukup efektif mereduksi tinggi gelombang tsunami, dengan klasifikasi sedang, hingga 20 sampai 30 %. Pada vegetasi yang lebih lebar (>300 m), efektifitasnya berdasar empiris dan percobaan laboratorium bisa meningkat hingga 50 %.

“Mengingat ancaman yang mungkin terjadi, maka penanaman vegetasi pantai (mangrove) di bantaran dan sekitar muara/sungai pesisir akan mempunyai nilai yang sangat positif dalam mengurangi dampak tsunami dan membantu program mitigasi bencana pesisir,”kata Widjo.











Posting Komentar untuk " Presiden Jokowi Hadiri Ground Breaking Bandara Baru Yogjakarta"